Minggu, Agustus 03, 2008

Kisah Si Penebang Pohon


Alkisah, seorang pedagang kayu menerima lamaran seorang pekerja untuk menebang pohon di hutannya. Karena gaji yang dijanjikan dan kondisi kerja yang bakal diterima sangat baik, maka si calon penebang pohon itu pun bertekad untuk bekerja sebaik mungkin.

Saat mulai bekerja, si majikan memberikan sebuah kapak dan menunjukkan area kerja yang harus diselesaikan dengan target waktu yang telah ditentukan kepada si penebang pohon. Hari pertama bekerja, dia berhasil merobohkan 8 batang pohon. Sore hari, mendengar hasil kerja si penebang, sang majikan terkesan dan memberikan pujian dengan tulus, "Hasil kerjamu sungguh luar biasa! Saya sangat kagum dengan kemampuanmu menebang pohon-pohon itu. Belum pernah ada yang sepertimu sebelum ini. Teruskan bekerja seperti itu".

Sangat termotivasi oleh pujian majikannya, keesokan hari si penebang bekerja lebih keras lagi, tetapi dia hanya berhasil merobohkan 7 batang pohon. Hari ketiga, dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hasilnya tetap tidak memuaskan bahkan mengecewakan. Semakin bertambahnya hari, semakin sedikit pohon yang berhasil dirobohkan.

"Sepertinya aku telah kehilangan kemampuan dan kekuatanku, bagaimana aku dapat mempertanggungjawabkan hasil kerjaku kepada majikan?" pikir penebang pohon merasa malu dan putus asa. Dengan kepala tertunduk dia menghadap ke sang majikan, meminta maaf atas hasil kerja yang kurang memadai dan mengeluh tidak mengerti apa yang telah terjadi. Sang majikan menyimak dan bertanya kepadanya, "Kapan terakhir kamu mengasah kapak?". "Mengasah kapak? Saya tidak punya waktu untuk itu, saya sangat sibuk setiap hari menebang pohon dari pagi hingga sore dengan sekuat tenaga", kata si penebang. "Nah, disinilah masalahnya. Ingat, hari pertama kamu kerja? Dengan kapak baru dan terasah, maka kamu bisa menebang pohon dengan hasil luar biasa. Hari-hari berikutnya, dengan tenaga yang sama, menggunakan kapak yang sama tetapi tidak diasah, kamu tahu sendiri, hasilnya semakin menurun. Maka, sesibuk apapun, kamu harus meluangkan waktu untuk mengasah kapakmu, agar setiap hari bekerja dengan tenaga yang sama dan hasil yang maksimal. Sekarang mulailah mengasah kapakmu dan segera kembali bekerja!" perintah sang majikan. Sambil mengangguk-anggukan kepala dan mengucap terimakasih, si penebang berlalu dari hadapan majikannya untuk mulai mengasah kapak.

Istirahat bukan berarti berhenti , tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi.
Sama seperti si penebang pohon, kita pun setiap hari, dari pagi hingga malam hari, seolah terjebak dalam rutinitas terpola. Sibuk, sibuk dan sibuk, sehingga seringkali melupakan sisi lain yang sama pentingnya, yaitu istirahat sejenak mengasah dan mengisi hal-hal baru untuk menambah pengetahuan, wawasan dan spiritual. Jika kita mampu mengatur ritme kegiatan seperti ini, pasti kehidupan kita akan menjadi dinamis, berwawasan dan selalu baru.
Tetap semangat !!

Puisi Buat MAE

Pernahkah kaurasakan warna-warna biru di dalam hati
Berkilauan bagai beningnya butir-butir mutiara yang indah
Didalamnya taburan benih cinta suci bersemi di dalam sunyi
Mungkin seakan gelap, tapi dia bercahaya
Menerangi langkah hidup mereka yang memahaminya

Aku memahaminya, walau kadang harus terpana
Karena kebesaran cintanya, mampu membelenggu jiwaku di ujung masa....

(Jakarta, 22 desember 2007)

Humor HOLLAND BAKERY :-)

Umar lagi asik-asiknya nonton bola di depan tv, tau-tau bininya/istrinya nyelonong :
'Bang, lampu teras putus, tolong gantiin ame yang baru dong!'.
'Masang lampu ?!!!, lu kire gue PLN apah...!!!' sahut Umar enteng.
Bini : 'Ya udeh kalo kaga mau, benerin aje keran kamar mandi, itu tuh aernya ampe luber-luber'.
'Benerin keran ?!!!, lu kire gue PAM kali...!!!', sahut Umar lagi.
Bini : 'Ya udeh, kalo lu pergi beli rokok ke warung, gue nitip minyak'.
'Lu kagak bisa liat orang lagi enak nonton kali ye, lu kire gue PERTAMINEEE. ..!!!', jawab Umar mulai emosi.
Umar sewot. Lantaran merasa digangguin terus, Umar ngeloyor ke rumah tetangga, balik-balik jam 3 malam. Tapi Umar kaget lantaran terasnya sudah terang. Terus Umar ke kamar mandi, air sudah tidak luber-luber; ke dapur jerigen minyak juga udah full tenk.
Paginye Umar nanya sama istrinya : 'Lu minta tulung ame siape...?'
Bini : 'Gini bang, abis abang minggat, gue nangis di teras. Terus ade cowok ganteng lewat nanyain gue. Gue cerite ape adenye, juga soal abang nyang sewot. Terus die nawarin buat ngebantuin, tapi ada syaratnye.'
'Ape syaratnye... ?' Umar pingin tau.
Bini : 'Syaratnye bisa pilih, gue bikinin die roti atawa tidur ame die'.
'Terus yg pasti elu bikinin die roti kan...?' Umar ngedesek.
Bini : 'Bikinin roti ?!!! .. Lu pikir gue HOLLAND BAKERY apee...?!!!'

Humor 03 Agt 08


ANDAI SAJA...

Seorang pria dan seorang wanita sedang berada di sebuah jalan raya sambil mengendarai mobil mereka masing-masing, dari arah yang berlawanan.
Ketika mereka berpapasan jalan (selisih jalan), si wanita menurunkan kaca jendela mobilnya dan berteriak pada si pria, "BABI..!!!". Mendengar hal itu si pria kaget dan merasa emosi, dia balas meneriaki si wanita itu, "PELACUR..!!!".
Selang berapa meter, setelah mereka berpapasan tadi, mobil si pria menabrak seekor babi yang sedang duduk nyantai di tengah jalan, dan mobil itu lalu terpelanting masuk ke dalam jurang.
Si wanita itu hanya bisa bergumam, "Andai saja pria itu mau mendengar kata-kataku tadi.....".


KORBAN

Suatu hari, seorang pejalan kaki mendapati kerumunan orang di pinggir jalan. Karena penasaran, ia bertanya pada orang di sekitarnya, ternyata ada kecelakaan.
Ia ikut bergabung di kerumunan, dan karena orang ini pendek maka ia tidak bisa melihat korban kecelakaan, karena terhalang orang-orang di depannya. Ia memutar otak mencari akal bagaimana supaya ia bisa sampai ke depan. Tiba-tiba ia berteriak sekuat-kuatnya... "Permisi, permisi, saya keluarga korban, saya keluarga korban," dengan lantang ia berseru sambil menyeruak ke depan kerumunan orang-orang minta jalan. Orang-orang heran menatapnya dan akhirnya memberinya jalan, tapi, olala...., ternyata korban tabrakan itu adalah seekor babi.....