Senin, Oktober 27, 2008

Jalan Berjalan Sendiri...

Miyamoto Musashi, sang samurai legendaris itu, merangkum ajarannya dalam bukunya yang berjudul The Book Of Five Rings. Dia mengungkap teknik-teknik untuk mengalahkan lawan lewat semangat, kesadaran, dan disiplin. Baginya, tujuan satu-satunya adalah kemenangan, tidak ada alasan lain.
Musashi membagi bukunya dalam lima bab, yaitu bab Bumi, bab Air, bab Api, bab Angin, dan yang terakhir adalah bab Kekosongan. Buku ini akhirnya ditulisnya ketika menjelang akhir kehidupannya, setelah bertarung melawan lebih dari enam puluh orang dan sedikitnya di tiga peperangan besar di medan pertempuran.
Terima kasih untuk penerjemah karya besar ini, William Scott Wilson, sehingga kita bisa ikut membaca dan belajar dari masterpiece seorang Miyamoto Musashi.

Sebuah pengantar...

JALAN BERJALAN SENDIRI
( Jalan Mengandalkan Diri Sendiri )

- Jangan memunggungi beragam Jalan yang ada di dunia ini.
- Jangan menginginkan kenikmatan fisik.
- Jangan berniat mengandalkan apapun.
- Pikirkan diri sendiri secara ringan, pikirkan dunia secara mendalam.
- Jangan pernah berpikiran tamak.
- Jangan menyesali hal-hal yang terjadi dalam kehidupan pribadimu.
- Jangan iri akan kebaikan atau kejahatan orang lain.
- Jangan meratapi perpisahan di jalan manapun untuk alasan apapun.
- Jangan mengeluh atau merasa getir akan diri sendiri atau orang lain.
- Jauhi perasaan saat memasuki jalan cinta.
- Jangan pilih kasih.
- Jangan memiliki harapan untuk punya rumah pribadi.
- Jangan memiliki kesukaan akan makanan lezat bagi diri sendiri.
- Jangan menyimpan barang antik warisan dari generasi ke generasi.
- Jangan berpuasa hingga merusak fisikmu.
- Kecuali perlengkapan militer, jangan menyukai benda-benda duniawi.
- Saat berada di Jalan, jangan menyesali kematian.
- Jangan berniat memiliki barang berharga atau tanah di masa tua.
- Hormati Dewa, tetapi jangan tergantung kepada mereka.
- Meski kau menyerahkan nyawa, jangan serahkan kehormatanmu.
- Jangan pernah memisahkan diri dari Jalan Seni Bela Diri.

Semua point ajarannya tentu diambil dari sudut pandang Miyamoto Musashi sendiri. Dalam hemat saya ada beberapa point yang cukup bagus untuk menjadi bahan pertimbangan dan perenungan kita bersama. Sebenarnya menurut Musashi, jalan seni bela diri tidak ada bedanya dengan jalan-jalan hidup yang lain. Jalan seni bela diri memiliki konsep yang sama dengan jalan petani, seniman, pedagang, atau tukang kayu. Kemajuan pekerjaan, kinerja baik, perhatian penuh, pemahaman akan kegunaan barang dan semangat pekerja, ditambah dengan dorongan, semua itu ada dalam kerangka pikir kepala tukang kayu. Prinsip-prinsip seni bela diri sama seperti itu.

Yang paling membuat saya takjub adalah bab nomor lima, bab Kekosongan. Disitulah letak keseimbangan ajaran Musashi. Disitu dijelaskan, setelah menguasai semua prinsip, maka lalu ditinggalkannya, karena dalam Jalan Seni Bela Diri terdapat kebebasan alami. Dengan memahami keberadaan, kau memahami ketiadaan. Itulah Kekosongan. Saat kau memandang segala sesuatu dari Jalan pikiran yang lurus, memahami dunia seutuhnya, kau akan melihat bahwa setiap orang memiliki pilihan dalam hatinya dan tiap-tiap mata memiliki pandangan sendiri yang berbeda. Pahami arti semua itu dan segera bangun landasanmu. Jadikan inti kebenaran sebagai Jalanmu, latih berbagai sisi seni bela diri dan pahami yang luas dengan benar serta jelas. Dengan begitu, kau akan menjadikan Kekosongan sebagai Jalan dan melihat Jalan sebagai Kekosongan.

Jalan Kekosongan terdapat Kebaikan tapi tanpa Kejahatan.
Kebijaksanaan adalah Keberadaan.
Prinsip adalah Keberadaan.
Jalan adalah Keberadaan.
Pikiran adalah Kekosongan.