Kenapa hidup tidak berjalan sesuai dengan yang kuharapkan ?
Kenapa mendung hitam bergantung di awan begitu lama ?
Hingga anginpun enggan berbagi segarnya denganku ?
Apakah aku yang salah ?
Mengamati liang semut dari puncak menara yang tinggi ?
Mencari sarang madu di dasar samudera yang dalam ?
Merindukan sinar mentari di malam hari ?
Apa yang salah dalam diriku ?
Perlahan Sang Pemahaman datang
Menghampiri dengan ketenangan yang bersahaja
Dia tentramkan jiwaku dan dia bisikkan satu kata padaku
“Persepsi… “
Itu adalah semua yang ada dalam pikiranku, semua yang ada dalam perasaanku
Yang ternyata cuma mengacu pada sesuatu yang tak nyata
Pada nafsu yang semu
Pada harapan yang kabur
Pada keinginan yang tak tentu
Betapa aku melihat hal yang positif dari kacamata cakrawala negatifku
Betapa aku melihat hal yang negative dari kacamata cakrawala positifku
Terbolak baliknya aku oleh permainan emosi dunia ini
Sang Pemahaman menyuruhku duduk di sampingnya
Dia ajarkan padaku tentang arti sebuah kebebasan
Kebebasan dari semua kenyataan pahit yang mencekam
Kebebasan yang telah lama kucari selama ini
Hingga membuatku berkunjung ke semua istana kegelapan
Hingga membuatku berkunjung ke semua medan pertempuran
Namun kebebasan itu tak jua tampak
Dia ibarat semua kenyamanan yang berbaur dengan keindahan abadi
Dimana ketenangan jiwa bertahta menjadi rajanya
Kemana harus kucari ?
Sang Pemahaman tersenyum sangat manis, dan berbisik lagi
Di Khaliq-mu Yang Maha Besar
Yang Maha Menguasai Alam Semesta ini
Yang berhak dan mampu menghentikan setiap hembus nafasmu itu kapanpun Dia mau
Disitulah harus kaucari
Semua kunci yang membebaskan semua belenggu rantai dan pintu penjara duniawi ini
Agar kau hidup dalam kebebasanmu sendiri
Sekarang lihat dirimu
Mengapa justru sebaliknya, dimana kau menjadi budak dari semua itu
Engkau dihempaskan, dilemparkan, engkau dipaksa mencandunya
Engkau wajib berupaya, tapi usaha dan doa adalah dua sisi yang berbeda di satu uang logam yang sama
Engkau tidak bergantung pada semua kemewahan dan kilau gemerlap semu itu
Engkau cuma bisa bergantung pada Penciptamu
Setiap gerakanmu yang terkecil sekalipun harus bertumpu pada niatmu untuk mengambil hati-Nya
Dengan tulus, dan suci
Dengan ikhlas, dan sepenuh hati
Dan, tanpa apapun, hatimu akan selalu cerah, senyuman akan selalu tersungging di bibirmu
Itulah kebebasanmu, di dunia ini, dan kelak di akherat nanti
Aku tercenung
Tak menyadari bayangan Sang Pemahaman yang perlahan mulai menghilang
Semua itu menjadi bahan pemikiranku yang tak berujung
Hingga akhir masa nanti
Akhirnya baru kusadari
Ujungnya memang berada di tangan Sang Khaliq
Sang Pencipta Yang Maha Besar
Sang Pemusnah Yang Maha Besar…
Kebebasan yang kucari, tak ada disini…
Kebebasan yang kucari, cuma ada di kerajaan-Nya yang abadi…
( Palembang, 22 november 2008, berkahilah kebebasanku yang cuma ada pada-Mu, dan terimalah permohonan ampunku… )
Selasa, November 25, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar